Semarak Surau di Nagari Tanjung Bonai

HALUAN, Minggu 19 Juni 2011

BATUSANGKAR-HALUAN. Keberadaan Surau Nurul Jidad bagi warga Jorong Piubuh Nagari Tanjung Bonai Kecamatan Lintau Buo Utara Kabupaten Tanah Datar, sungguh sangat besar manfaatnya bagi warga setempat.
Surau yang didirikan sekitar tahun 1980 itu merupakan satu satunya tempat beribah bagi warga Jorong Piubuh dan tempat mengaji bagi anak anak sekitar Jorong tersebut.
Nurul Jidad yang berarti cahaya yang indah, mulanya hanya diperuntukan bagi salah satu kaum persukuan di Lintau Buo Utara yaitu, suku Payabadar. Namun seiring dengan perkembangan zaman dan karakter warga yang pergi merantau, Nurul Jidad hampir terlupakan keberadaannya oleh masyarakat, khususnya suku payabadar.
“Surau ini masih tetap kita pakai untuk beribadah terutama waktu Magrib dan Isya yang hanya di ikuti oleh beberapa orang jamaah saja, seperti kami yang tua tua penghuni kampung, dan cucu cucu kami juga belajar mengaji disini dengan salah seorang masyarakat yang mau berinisiatif mengajarkan walau tidak mendapatkan apa-apa,” ujar Raunas (66) salah seorang jemaah yang masih sering mengikuti sholat jamaah.
Katanya, Surau Nurul Jidad bukan hanya digunakan untuk beribadah saja, namun bila ada permasalahan di persukuan kami, Surau ini salah satu tempat untuk merundingkan masalah itu bersama penghulu dan datuk di persukuan Payabadar.
Menurut tokoh niniak mamak suku Payabadar yang juga salah seorang Alim Ulama S. Dt. Penghulu Sutan (60), surau Nurul Jidad ini sebelumnya sangat ramai dikunjungi oleh jamaah sekitar Jorong Piubuh, namun mungkin karena perkembangan zaman, masyarakat disini ke Mesjid sekitar sini yang kebetulan juga ramai dikunjungi.
“Dulu sebelum anak anak atau cucu cucu kami belajar mengaji di mesjid, mereka terlebih dahulu kita ajarkan di surau dulu agar paham dan tidak cangung masuk ke mesjid,” ujar S. Dt. Penghulu Sutan.
Menurut Elly Murty salah seorang staff Wali Nagari Tanjung Bonai, data yang ada saat ini Nagari Tanjung Bonai memiliki 37 buah surau yang tersebar di 26 jorong yang ada di Kanagarian Tanjung Bonai. Dan diakuinya belum seluruhnya tersentuh oleh bantuan, karena besarnya wilayah Tanjung Bonai membuat sedikit terkendala tentang dana bantuan tersebut.
“Selama ini pemerintah nagari melalui lembaga unsur Alim Ulama sudah melakukan program yang bertujuan untuk memotifasi masyarakat agar tetap tetap menjalankan fungsi surau sebagaimana mestinya,” ujar Elly.
Lain halnya dengan Utama Johar, salah satu tokoh masyarakat Tanjung Bonai, seharusnya pemerintah dalam hal ini sering melakukan turun ke lapangan untuk melihat kondisi riil yang ada, bukan hanya menerima laporan tentang ada tidaknya surau tersebut didata.
“Kita mengharapkan dalam hal ini seluruh pihak terkait untu dapat memberikan program yang dapat disaring masyarakat sebagai salah satu program yang dapat memberikan perkembangan bagi surau surau yang ada di Nagari, karena kita tahu bahwa keberadaan surau di Tanjung Bonai ini belum seluruhnya dapat dimanfaatkan dan digunakan oleh masyakarat,” imbuh Utama Johar.(Aldoris)