Senin, 04 April 2011

Masyarakat Pingir Hutan Didera Kemiskinan

HALUAN, Senin 04 April 2011
BATUSANGKAR-HALUAN.

Kayanya alam Nagari Lubuk Jantan dengan kayu kayu hutannya , belum bisa membuat sebagian masyarakatnya dapat menikmati taraf perekonomian yang layak. Puluhan meter kubik kayu setiap bulannya membuat Nagari Lubuk Jantan khususnya Jorong Mawar I sangat dikenal sebagai salah satu nagari penghasil kayu terbesar di Kabupaten Tanah Datar.

Hanya saja, penghasilan Nagari ini tidak seimbang dengan keadaan warganya yang masih hidup memprihatinkan di bawah garis kemiskinan. Satu diantara warga Jorong Mawar I Nagari Lubuk Jantan ini adalah pasangan suami istri Amur (70) dan Upik (40). Sudah hampir 4 tahun ini Amur dan keluarga hidup di gubuk berukuran 3x5 meter.

“Alhamdulillah, walau hanya di gubuk seperti ini keluarga kami bisa berteduh dari panas dan hujan pak,” kata Amur bapak 7 orang anak ini kepada Haluan Sabtu 02/04.

Setidaknya, menurut Upik istri Amur, gubuk yang dibangun bersama suaminya ini dapat melindungi dia dan ke 2 orang anaknya dari terpaan angin malam. Dinding gubuk milik keluarga Amur ini cukup memprihatinkan, atap yang berasal dari plastik terpal bekas yang di himpit daun rumbia kelapa seakan tidak mampu menahan tiupan angin kencang.

Penghasilan Amur yang hanya buruh pemotong karet ini tidak dapat membiayai pendidikan anak anaknya, sehinga 2 orang anaknya terpaksa di titipkan ke panti asuhan di Kota Batusangkar. Apalagi penghasilan getah yang rata rata hanya 2 kilo sehari tidak dapat menutupi kekurangan keluarganya.

Setiap kali panen sekali seminggu, Amur hanya bisa menjual paling banyak 14 kilo getah hasil ladangnya yang tidak seberapa luas. Seandainya saat ini harga getah yang dijual Amur ke toke berkisar Rp12 ribu, maka penghasilan Amur hanya Rp168 ribu perminggu dan itu hanya habis membayar hutang kewarung saja.

“Tiga orang anak saya sudah besar dan merantau mengadu nasib, biasanya mereka kirim uang sebulan sekali tapi sudah hampir 4 bulan ini mereka tidak mengirimi kami uang tambahan beli beras, mungkin mereka juga susah seperti kami pak, maklumlah mereka hanya buruh lepas di negeri orang,” cerita Upik sembari mempersiapkan bekal untuk suaminya bekerja.

Cerita Upik lagi, selama tiga bulan terakhir ini keluarga Upik tidak pernah mendapatkan beras raskin (beras miskin), dan sampai saat ini Upik masih terus mempertanyakan kenapa mereka tidak dapat lagi. Sedangkan warga Jorong Mawar disini tahu tentang kehidupan keluarga Upik.

Sungguh sangat disayangkan, Nagari mereka yang kaya akan hasil hutan yang konon masih bisa menghasilkan ribuan meter kubik kayu, tetapi masih ada keluarga miskin yang hidup memprihatinkan.

“Kami berharap sekali pak, kami diberikan bantuan raskin ini kembali. Karena dengan adanya beras itu bisa meringankan beban kami menghidupi anak anak,” iba Upik sembari mengelus Hengky anak bungsunya.(h/doy)

Comments :

0 komentar to “Masyarakat Pingir Hutan Didera Kemiskinan”

KOLOM IKLAN

KOLOM IKLAN
Spesifikasi Dendeng Batokok

Dijual Cepat 10 unit Komputer Bekas

Spesifikasi : HD SEAGATE BARRACUDA 250GB 7.2K RPM SATA II / 300. VP DIMM 1 GB DDR2. SDRAM 800MHZ 16IC. Processor 2,7 Ghz (E5400).MB NEXT Chipset Intel NG41.Keyboard + Mouse.LCD Acer 16".Rp. 25 jt Bebas biaya Instalasi (Nego).BONUS.HUB 16 port.Headset.Stavol 500 Volt.UPS ICA.Printer Canon.Card Reder.Tang kriping tool.Mouse Pad.USB hub segitaga 4 port.Speker Aktif Simbada.Kabel Bulden.

KOLOM IKLAN

KOLOM IKLAN
Hub. 0852 74 207 501