Tanjung Bonai Dengan Beragam Potensi

HALUAN, Kamis 07 Juli 2011

BATUSANGKAR-HALUAN. Nagari Tanjung Bonai salah satu Nagari berada di Kecamatan Lintau Buo Utara, dan juga merupakan nagari yang mempunyai jumlah kepala jorong terbanyak dari 75 Nagari yang ada di Kabupaten Tanah Datar.
Apalagi pada tahun 2004 lalu saat M. Yusuf Kalla menjabat sebagai Wakil Presiden Republik Indonesia, Nagari yang berpenduduk 7.678 jiwa ini makin dikenal, karena istri Pak Kalla adalah anak nagari ini.
Tidak hanya Yusuf Kalla, banyak tokoh tokoh politik dan akademisi nasional maupun local yang merupakan produk nagari yang mempunyai luas sekitar 8.704 ha ini. Antara lain Wakil Menteri Pendidikan Nasional Fasli Jalal, membuat Tanjung Bonai semakin terkenal sebagai nagari para tokoh ini.
Keadaan alam Nagari ini, juga mampu menarik minat investor untuk menanamkan sahamnya di sini, terlihat dari adanya perusahaan tambang yang selama ini berinvestasi dalam jangka waktu yang cukup lama, dan hal ini menandakan Tanjung Bonai mempunyai daya tarik tersendiri bagi investor.
“Kita yakin adanya investor ini kedepan bisa membawa Tanjung Bonai lebih maju, tapi dengan syarat harus jelas kedudukannya di mata masyarakat dan jelas keuntungan yang dapat dinikmati masyarakat,” ungkap Tokoh Masyarakat Tanjung Bonai Utama Johar, selasa 05/07.
Disamping memiliki kekayaan alam di bidang industry pertambangan, Tanjung Bonai juga memiliki banyak sejarah yang selama ini hanya diketahuo oleh beberapa orang saja, siapa sangka Nagari yang memperoleh dana DAPN sebesar Rp361 juta per tahun ini termasuk salah satu nagari basis pergerakan PRRI. Itu terlihat masih ada bukti sejarah yang menyatakan nagari yang berbatasan dengan Kabupaten 50 Kota ini menyimpan banyak cerita tentang PRRI.
“Ketika masih berumur 7 tahun, saya melihat dengan mata kepala sendiri bagaimana tentara PRRI berlatih perang dengan masyarakat di daerah Ranah Kodok yang merupakan daerah strategis pertahanan PRRI pada zaman itu,” ujar Muhaimin (89) salah seorang masyarakat yang menjadi saksi sejarah pergerakan PRRI.
Sedangkan dari segi pembangunan dalam satu tahun terakhir ini, diakui belum tampak loncatan yang berarti, karena beberapa konflik kepemimpinan terjadi dalam kurun waktu satu tahun ini.
“Kita sangat berharap dalam tahun ini terpilih Wali Nagari Definitif yang mampu menyerap aspirasi masyarakat dan bisa melanjutkan segi pembangunan baik itu ekonomi, pertanian, insfrastruktur dan lain sebagainya. Suatu pembangunan tidak hanya mengandalkan pemerintahan saja, namun keikut sertaan perantau akan menjadi motifasi masyarakat untuk berbenah menjadi lebih baik,” ujar Tokoh Masyarakat Tanjung Bonai Utama Johar.(h/doy)